Makna perayaan hari Ulambana adalah membalas budi baik kepada leluhur dan menjalankan cinta kasih Hyang Buddha serta untuk menolong para makhluk.
Tiga peristiwa penting yang menyertai sembahyang ini :
* Sejarah varsa/vassa disebut juga hari Katina Arya Sangha atau hari berbakti umat kepada Sangha.
* Maha Bhiksu Maugalyayana/Mongallana membuka pintu neraka untuk menolong ibunya yang menderita.
* Maha Bhiksu Ananda bertemu makhluk alam neraka yang merupakan manifestasi Avalokitesvara Bodhisattva.
Berdasarkan Kitab Suci Buddha, pelaksanannya harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
* Ulambana dipimpin sekurang-kurangnya lima anggota Sangha.
* Terdapat keturunan yang berbakti serta bervegetarian.
* Sembahyang dilengkapi dengan sarana puja yang terdiri dari buah, nasi, sayur kering/matang, manisan, minuman, bunga segar, hio, lilin dan lain sebagainya.
Sembahyang Ulambana dipimpin oleh Arya Sangha atau para Suhu untuk membacakan kitab suci pengampunan dosa dan ayat-ayat suci jalan menuju Sukhavati agar yang berjodoh dapat tumimbal lahir di alam yang lebih baik atau lahir di Sukhavati. Dalam bulan ulambana ini masyarakat juga datang menyampaikan dana puja atau Katina kepada Arya Sangha serta memberi sedekah kepada fakir miskin.
Sembahyang King Hoo Ping atau dikenal sembahyang persahabatan dilaksanakan setiap tanggal 29 bulan lunar Jit Gwee. Sembahyang ini untuk menghormati dan mendoakan arwah ”sahabat” yang tidak mempunyai ahli waris. Berkaitan dengan sembahyang ini dibagikan kebutuhan pokok untuk masyarakat yang tidak mampu. Hal ini merupakan bentuk kepedulian sosial untuk memupuk kesetiakawanan. Sehari sebelum sembahyang King Hoo Ping terlebih dahulu dilaksanakan sembahyang Pang Tjwie Ting yakni sembahyang melepas teratai di air, ditujukan untuk mendoakan arwah-arwah yang meninggalnya di air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar